Zaman sekarang, keperluan dasar itu bukan Cuma sandang, pangan,papan,tapi juga: Pendidikan! Meski begitu, Pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih memprihatinkan. Indeks Pembangunan manusia kita melorot diurutan bawah. Dan rangking pelajar kita ada dibarisan depan tapi dari belakang.
Itu tentu aja, menyedihkan. Padahal, uang buat majuin Pendidikan sampai 444 triliun rupiah alias 20% dari anggaran negara! Tapi, kenapa pendidilan di Indonesia, belum maju juga? Kalau diibaratkan, cari jawaban masalah ini mirip kayak mengurangi benang kusut berisi seribu masalah-ribet bangat!
Tapi, segala sesuatu akar masalahnya bisa jadi adalah: sistem Pendidikan massal! Karena sistem ini bikin standar yang sama buat semua murid, mendewakan nilai mematikan nalar berpikir kritis menyeragamkan kemampuan dan disaat yang sama, menghilangkan jati diri dan keunikan setiap muridnya.
Padahal, sistem Pendidikan yang dibangun sama bapak Pendidikan, jauh beda dengan sistem saat ini. Di sisi lain, masalah Pendidikan ada di keselarasan, bukan kuantitasnya. Faktanya, baik jumlah sekolah maupun anak yang bersekolah itu meningkat dari tahun ke tahun.
Namun itu enggak bikin Pendidikan jadi oke, karena buktinya masih banyak sekolah yang belum sesuai standar dan kemampuan guru yang masih jauh dari harapan. Lalu, apakah kita membiarkan masalah ini begitu aja? Tentu saja, tidak! Pendidikan harus kita perjuangkan.
Karena pendidilan adalah kunci kemajuan di masa depan! Karena hanya dan hanya lewat Pendidikan, kitab isa bantu petani ngerawat padi, bantu peternak menggembala sapi, mudahin dokter nemuin penyakit dan cari obatnya, ngeluncurin satelit canggih ke luar angkasa.
Ngerancang robot yang bantu manusia, bikin akses internet cepet buat semua, sampai menciptakan perdamaian dunia. Tapi untuk mendapatkan semua itu kita harus berakit-rakit dahulu. Semua dimulai dengan nganggep bahwa PENDIKAN itu HAK SEGALA BANGSA.
Makanya kita harus bangun SEKOLAH keren di desa-desa melatih kemampuan GURU setinggi tinginya sediakan makanan berprotein buat perbaiki gizi anak INDONESIA dan merubah KURIKULUM PENDIDIKAN. Supaya anak bisa berkembang sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Terakhir Pendidikan INDONESIA AKAN MAJU jika kita pelajar INDONESIA memperbaiki diri kita sendiri walaupun dapat nilai jelek itu seperti diterpa badai.
Mulai sekarang kita musti menghargai proses belajar dan buang jauh-jauh cara CURANG untuk dapat nilai yang tinggi pada akhirnya yang benar-benar kita butuhkan bukanlah nilai tetapi, rasa ingin tahu kemampuan belajar berani untuk bertanya rasa tak cepat untuk berpuas diri.
Dan juga rendah hati dalam mengakui bahwa semakin banyak kita ketahui kita semakin mengerti bahwa kita tidak tahu apa – apa dari sanalah kita terus mencari terus belajar tentang diri kita dan juga alam semesta kalo diurutkan masalah yang harus dibenahi memang Panjang dan berliku.
Tapi itu semua harus diperjuangkan agar anak bangsa dari SABANG sampai MERAUKE bisa cerdas dan berguna bagi manusia disekitarnya dan itu didapat lewat senjata paling ampuh Bernama PENDIDIKAN! Seperti yang bapak bangsa ini bilang.


Pendidikan di Indonesia telah menjadi perhatian utama selama beberapa dekade terakhir, namun kemajuan yang diharapkan masih jauh dari mencapai target yang diinginkan. Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab utama mengapa sistem pendidikan Indonesia belum maju secara signifikan. Berikut adalah beberapa alasan yang dapat menjelaskan situasi ini:
1. Akses Terbatas dan Kesetaraan Pendapatan
Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses ke pendidikan di seluruh negeri, kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan tetap menjadi masalah besar. Banyak daerah pedesaan masih kekurangan infrastruktur dasar seperti sekolah yang layak, transportasi yang memadai, dan fasilitas kesehatan yang memadai. Selain itu, perbedaan pendapatan menyebabkan banyak anak dari keluarga miskin tidak mampu untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.
2. Kurangnya Kualitas Guru
Kualitas guru memiliki dampak langsung terhadap mutu pendidikan. Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan pelatihan guru, masih banyak guru yang belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Kurangnya insentif dan dukungan bagi guru juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi dalam meningkatkan kualitas pengajaran.
3. Kurikulum Tidak Relevan dan Metode Pengajaran Tradisional
Kritik terhadap kurikulum nasional sering kali menggarisbawahi ketidakrelevannya dengan kebutuhan dunia nyata dan kurangnya integrasi dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terkini. Selain itu, metode pengajaran yang masih bersifat tradisional dan kurang interaktif tidak mendorong perkembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan inovasi yang diperlukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
4. Infrastruktur Pendidikan yang Kurang Memadai
Banyak sekolah di Indonesia masih kekurangan fasilitas dasar seperti bangunan yang layak, air bersih, listrik, dan sanitasi yang memadai. Hal ini tidak hanya mengganggu proses belajar mengajar, tetapi juga mengancam kesehatan dan kesejahteraan siswa.
5. Anggaran Pendidikan yang Tidak Cukup
Meskipun telah terjadi peningkatan dalam alokasi anggaran untuk pendidikan, angka tersebut masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan riil sistem pendidikan Indonesia. Dana yang lebih besar diperlukan untuk memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitas pengajaran, dan memperluas akses pendidikan.
6. Tantangan Sosial dan Budaya
Masalah sosial dan budaya seperti kesenjangan ekonomi, gender, dan kesadaran akan pentingnya pendidikan, juga mempengaruhi kemajuan pendidikan. Anak-anak dari keluarga miskin sering kali terkendala dalam mengakses pendidikan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak atau norma budaya yang tidak mendukung pendidikan lanjutan.
7. Implementasi Kebijakan yang Tidak Efektif
Meskipun telah diperkenalkan berbagai kebijakan pendidikan, implementasinya sering kali tidak konsisten atau tidak efektif karena berbagai alasan, termasuk korupsi, birokrasi yang lambat, dan kurangnya pengawasan. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, diperlukan upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Peningkatan infrastruktur, investasi dalam pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum, dan pemberian akses pendidikan yang lebih luas harus menjadi prioritas agar pendidikan di Indonesia dapat maju ke arah yang lebih baik.